Tim Liputan Sorot Blambangan Menjelajahi Perbedaan Keboan Aliyan dan Kebo-Keboan Alasmalang di Banyuwangi


Tim Liputan Sorot Blambangan melakukan perjalanan yang menarik ke wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menjelajahi perbedaan dan tradisi unik antara Keboan Aliyan dan Kebo-Keboan Alasmalang. Keduanya adalah ritual adat yang merayakan kesuksesan pertanian di daerah ini.

Banyuwangi, terkenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki tradisi yang kaya dan unik. Terletak di kawasan Singojuruh, Banyuwangi, terdapat dua desa yang memiliki perbedaan budaya dan tradisi, yaitu Desa Aliyan dan Desa Alasmalang. Desa Alasmalang dikenal sebagai daerah pertanian subur yang telah memberikan berkah kepada masyarakatnya selama bertahun-tahun.

Desa Aliyan, yang secara administratif termasuk dalam wilayah Rogojampi, adalah contoh nyata bagaimana masyarakat mengungkapkan rasa syukur mereka atas hasil pertanian yang melimpah. Masyarakat Desa Aliyan mengadakan ritual adat yang disebut "Keboan Aliyan" untuk merayakan kesuksesan panen mereka. Ritual ini dipenuhi dengan tarian, musik tradisional, dan pakaian adat yang memukau. Keboan Aliyan adalah simbol kerukunan sosial dan rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh tanah mereka.

Tak jauh dari Desa Alasmalang, terletak Desa Alasmalang yang memiliki tradisi serupa, yang disebut "Kebo-Keboan Alasmalang." Kebo-Keboan Alasmalang adalah bentuk ungkapan rasa syukur yang mirip, tetapi memiliki karakteristik dan nuansa yang berbeda. Ini mencerminkan kekayaan budaya Banyuwangi yang beragam.

Perbedaan utama antara Keboan Aliyan dan Kebo-Keboan Alasmalang adalah dalam tata rias dan kostum yang dikenakan oleh para peserta. Keboan Aliyan lebih dikenal dengan kostum yang warna-warni dan ceria, sementara Kebo-Keboan Alasmalang memiliki nuansa warna yang lebih gelap dan misterius. Musik dan tarian dalam dua ritual ini juga memiliki sentuhan khas yang membedakan keduanya.

Kedua tradisi ini menggambarkan keragaman budaya yang mempesona di Banyuwangi dan bagaimana masyarakatnya menjaga warisan nenek moyang mereka dengan penuh semangat. Meskipun ada perbedaan dalam tampilan dan nuansa, satu hal yang sama adalah semangat syukur atas hasil panen yang melimpah yang mereka nikmati setiap tahun.

Kunjungan tim liputan Sorot Blambangan ke Banyuwangi adalah kesempatan yang berharga untuk memahami dan menghormati tradisi dan budaya unik yang ada di wilayah ini. Keberagaman budaya dan kekayaan tradisional di Banyuwangi memperkaya sejarah dan warisan Indonesia secara keseluruhan, dan mendorong kita untuk terus menghargai dan melestarikan kekayaan ini.