"Keindahan Tradisi Arak-arakan Menggunakan Kereta Kuda di Hajatan Desa Kelir, Banyuwangi
Di tengah gemerlap keindahan Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, terdapat tradisi yang memikat hati: arak-arakan mengiringi pengantin menggunakan kereta kuda. Tradisi ini bukan sekadar acara, melainkan sebuah peristiwa yang membangkitkan kesan keajaiban, seperti ratu dan raja yang melangkah di atas kereta kuda pada hari bahagia mereka.Kereta Kuda: Simbol Kemewahan dan Keanggunan
Kereta kuda yang dihias dengan rapi dan gemerlap menjadi pusat perhatian pada setiap hajatan di Desa Kelir. Pengantin, bagaikan ratu dan raja, duduk dengan anggun di atas kereta yang ditarik oleh kuda yang megah. Kedua mempelai itu tampak begitu bahagia, tersenyum lebar sambil melambaikan tangan kepada para tamu yang melihatnya. Kereta kuda bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol kemewahan dan keanggunan. Setiap detailnya dipilih dengan teliti, mulai dari hiasan bunga yang melambangkan keindahan dan keharmonisan hingga ornamen-ornamen tradisional yang memberikan sentuhan klasik dan megah.Rebana Kuntulan: Merdu dan Meriah Mengiringi Arak-arakan
Tidak lengkap rasanya bila arak-arakan pengantin tidak diiringi oleh suara merdu rebana atau yang dikenal dengan istilah "kuntulan" di Banyuwangi. Suara getar rebana yang khas menciptakan atmosfer meriah dan penuh semangat dalam perjalanan arak-arakan. Kuntulan tidak hanya memeriahkan acara, tetapi juga memiliki makna tersendiri. Melalui ritme dan dentingan rebana, para pengiring arak-arakan menciptakan keharuan dan kekhusyukan dalam momen yang sakral ini. Musik yang dimainkan dengan penuh kepiawaian menjadi pengiring setia perjalanan mempelai.Arak-arakan yang Meriah di Desa Kelir
Sejak awal perjalanan arak-arakan, suasana meriah terpancar dari senyum dan para pengiring pengantin. Mereka berjalan dengan langkah yang serasi, menyusuri jalan-jalan desa yang dihiasi dengan berbagai hiasan khas tradisional. Para tamu yang berkumpul di sepanjang jalan memberikan sambutan hangat, melemparkan bunga sebagai tanda kebahagiaan, dan ikut serta dalam kegembiraan tersebut. Arak-arakan pengantin dengan kereta kuda di Desa Kelir bukan hanya sekadar acara pernikahan biasa. Ia adalah bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Keindahan dan keunikan tradisi ini menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi kedua mempelai dan semua yang hadir dalam perayaan tersebut.Peninggalan Budaya yang Harus Dilestarikan
Seiring berjalannya waktu, tradisi arak-arakan dengan kereta kuda di Desa Kelir, Banyuwangi, menjadi semakin berharga. Bukan hanya sebagai pesta pernikahan, tetapi juga sebagai suatu bentuk kebanggaan dan identitas budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, penting bagi generasi mendatang untuk menjaga dan melestarikan keindahan tradisi ini agar tetap hidup dan berkembang. Sebagai penutup perjalanan pengantin di atas kereta kuda, tergambarlah senyuman kebahagiaan yang abadi. Desa Kelir, dengan segala tradisi dan keunikan budayanya, menjadi saksi bisu dari sebuah kisah cinta yang diiringi oleh gemerlap arak-arakan, kereta kuda megah, dan merdu rebana kuntulan. Semuanya menjadi bagian dari warisan yang tak ternilai harganya, sebuah perayaan keindahan tradisi di tengah keberagaman budaya Banyuwangi.Foto Asli Download Pada Link Ini, 1. Foto Sore 2. Foto Malam Kamera 1 3. Foto Malam Kamera 2